Sarung Sang Guru (3)

Dan Adapun Dan adapun cinta tak akan mampu bersembunyi di balik derita dan air mata karena kehadirannya tanpa bisa dihalangi oleh kebohongan dan kepalsuan. Dan adapun keyakinan tak akan bisa digeser oleh buaian keraguan di mana kesungguhan hadir bersama keyakinan akan titian jalan lurus. Dan adapun kebenaran dan juga keadilan tak pernah tenggelam di ufuk…

Sarung Sang Guru (2)

Milik Di luar hujan turun dengan derasnya, namun di dalam ruangan itu, ucapan Sang Guru mengalir begitu derasnya ke mata hati mereka, menyibak berbagai topeng yang sering mereka kenakan: “Ada yang berusaha keras menunjukkan dirinya pintar; ada yang membangun image sedemikian rupa bahwa dirinya alim; dan ada yang sungguh-sungguh mempertontonkan kemewahan hidupnya”. “Ketahuilah, semakin sedikit yang kau…

Sarung Sang Guru

(1) Cinta “Bagaimana caranya membagi cinta kepada Tuhan, Nabi, keluarga, pekerjaan, dll?” tanya bapak tua itu. Sambil membetulkan sarungnya, Sang Guru menjawab, “Aku tidak Pernah membagi cinta, aku selalu melipatgandakannya.” (2) Tahayul “Tahayul! Tolong sudahi semua cerita yang tidak masuk akal itu. Anda harus mencerdaskan ummat, jangan mengulang-ngulang cerita dari buku yg ditulis 700 tahun…

Harap

Pada siapa kita menaruh harap? Pada pemberi harapan palsu di sekitar kita kah –yang hanya mendatangi kita saat butuh, dan menjauh saat tak lagi membutuhkan kita? Pada siapa kita tujukan asa kita? Pada mereka yang memuji di saat mereka suka dengan apa yang kita kerjakan untuk mereka, dan mencaci disaat kita melakukan pekerjaan yang tidak…

Kerinduan menjadi zikirku

Mereka bertanya kepadaku tentang zikir yang bisa menentramkan hati. Katakanlah pada semesta bagaimana sanubari itu merekam jejak sebuah nama, yang padanya semua bermula dan hanya kepadanya semua kembali berpulang. Tercipta rongga di dalam dada untuk menampung semua kerinduan yang bergelora dan tanpa sadar membuat bibir ini basah menyebut sebuah nama berulang-ulang seiring alunan helaan nafas…

Hanya

Kami hanya debu yang beterbanganDiputar tak tentu arah oleh badai cintaMu Kami hanya kelopak bunga yang bermekaranDiperindah tak terkira oleh tetesan embun kasih sayangMu Kami hanya pejalan yang merangkak berkeluh kesahDitarik mendekat tak berjarak oleh dekapan ujianMu Kami hanya hamba yang merindu tak berkesudahanDibebankan amanah tak terperi di dunia ini oleh lambaian kuasaMu Kami hanya…

Benarkah?

“Kami tidak takut pada Corona. Kami hanya takut pada Tuhan” Benarkah? Bagaimana kalau gini: “Saya & keluarga takut kena Corona sehingga tak lagi sempat beribadah padaMu & tak bisa lagi bermanfaat utk sesama, padahal dosa kami menumpuk —tak tahu surga atau neraka yg menunggu?” ** “Di daerah kami belum masuk zona merah, gak ada yg…

Kasih, Bagaimana Mungkin?

Bagaimana mungkin aku diminta berjalan menujuMusedangkan Engkau berbisik mesra:“aku duduk bersama orang-orang yang menyebut namaKu” (Ana jalisu man dzakarani) Dan bagaimana mungkin aku hanya bisa duduk diam melantunkan zikir, sementara Engkau berjanji:“Jika hambaKu berjalan menuju Aku, maka Aku akan berlari menyambutnya” (wa in atani yamsi, ataytuhu harwalatan) Cinta ini terus menjelma dalam duduk, diam, berjalan…