Rais Syuriah PCI Nahdlatul Ulama Australia-New Zealand dan Dosen Senior Monash Law School. Juga Pengasuh PonPes Ma'had Aly Raudhatul Muhibbin, Caringin Bogor pimpinan DR KH M Luqman Hakim.
[aswaja_big_letter]Hari minggu pagi, enaknya kita bahas yang santai dan asyik-asyik aja yah. Mari kita buka surat al-Rahman dan mengurai ada empat surga (dua di tingkat atas dan dua di tingkat bawah) lengkap dengan perbedaan jenis bidadari dan mata air di kedua tingkatan surga tersebut. Kita mulai dengan Surat al-Rahman ayat 46 dan 62.[/aswaja_big_letter] [46] Dan…
[aswaja_big_letter]Mushaf al-Qur’an yang kita baca saat ini sebenarnya merupakan hasil inovasi (baca: “bid’ah“) yang dilakukan sepeninggal Nabi. Tidak ada pengumpulan al-Qur’an pada masa Nabi dalam satu susunan mushaf. Selain dihafal, ayat al-Qur’an itu dicatat secara sporadis dalam potongan kulit atau tulang atau lainnya. Baru kemudian berturut-turut pada masa tiga khalifah pertama al-Qur’an dikodifikasi dan –singkat…
[aswaja_big_letter]Ada komentator yang bertanya mengenai QS 7:199 yang menurut dia sudah jelas maknanya:[/aswaja_big_letter] [aswaja_translation]”Jadilah engkau engkau pemaaf dan serulah orang-orang mengerjakan yang makruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh”[/aswaja_translation] Lantas dia merujuk pada perdebatan ulama mengenai hukuman buat penghina Nabi, dimana mazhab Hanafi menggunakan ayat di atas. Ini dijadikan bukti buat dia bahwa ulama pun…
[aswaja_big_letter]Khazanah pemikiran politik Islam itu luar biasa. Para ulama klasik telah melahirkan pemikiran yang bernas dan cerdas pada masanya. Namun apakah semua pemikiran yang brilian itu bisa kita aplikasikan semuanya ke masa kini atau kita membutuhkan modifikasi dan adjustment agar cocok untuk kondisi saat ini?[/aswaja_big_letter] Kita perhatikan pandangan ketiga tokoh di bawah ini dalam hal…
Kasih, Kenapa Kau biarkan aku susah-payah menanggung Maha Cinta-Mu Hingga tak lagi ada tempatku bersandar kecuali kepada-Mu Nadirsyah Hosen 2016
Kawan, apa makna puisi KH A Mustofa Bisri di bawah ini bagi proses pembelajaran kita dalam mencintaiNya? Irisan kata-kata beliau sungguh menusuk hatiku, membuka topeng kepalsuan diri ini, dan menghentak kesadaran: apa yang kita cari sebenarnya: kepuasan ego atau ketulusan cintaNya? CINTAMU bukankah aku sudah mengatakan kepadamu kemarilah rengkuh aku dengan sepenuh jiwamu datanglah aku…
Ada rindu yang memburu pada nafas yang menderu, menunggu dengan haru saat berpulang ke al-Muakhiru Nadirsyah Hosen
Blusukan ke Monash Library, dan menemukan buku tulisan abahku yg pertama kali terbit tahun 1971 (dua tahun sebelum aku lahir). Entah gimana ceritanya sampai buku ini ada di Monash. Tiba-tiba ingatan melayang saat aku dulu asyik berdiskusi dan bercanda dengan abahku yang wafat tahun 2001. *mataku pun berkaca-kaca* I miss him …really miss him Lahul…
Berbeda tapi tetap berdiri tegar Mukhalafatu lil hawaditsi Qiyamuhu bi nafsihi Dia berbeda dengan yang lain Tapi tetap tegar berdiri sendiri Rabbi, pinjamkan aku dua sifat-Mu ini untuk menghadapi congkaknya dunia! Nadirsyah Hosen